SMK Don Bosco Sumba Gelar Workshop Penerapan Sekolah Bebas Perundungan



Workshop Penerapan Sekolah Bebas Perundungan (Bullying) pada Kamis (20/10/2022), di SMK Don Bosco Sumba

Sumba Barat Daya, SEKOLAHTIMUR.COM – SMK Don Bosco Sumba, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tengggara Timur menggelar Workshop Penerapan Sekolah Bebas Perundungan (Bullying). Kegiatan ini berlangsung di aula sekolah setempat pada Kamis (20/10/2022).

Kegiatan tersebut diikuti oleh lima kelas dari kelas X dan kelas XI dari dua jurusan yakni, Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Teknik Komputer Jaringan. Selain peserta didik, kegiatan tersebut juga diikuti oleh para guru dan staf kepegawaian.

Dalam sambutannya, Kepala SMK Don Bosco Sumba, Pastor Dominggus Telupun, M.Pd., mengatakan bahwa tujuan diadakan workshop ini adalah untuk mencegah terjadinya perundungan, utamanya di lingkup sekolah.

“Kita sebagai tenaga pendidik sekaligus orang tua dari peserta didik di satuan pendidikan sudah seharusnya berada di garda depan untuk pencegahan bullying di antara peserta didik,” tandasnya.

Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut yakni, Kapolsek Loura Kabupaten Sumba Barat Daya, I Gede Ariada dan aktivis Perempuan dan Anak-Talita Kum, Imelda Sulis Setiawati.

Kapolsek Loura, I Gede Ariada mengungkapkan, hal yang paling penting dalam bullying di kalangan pelajar adalah menyadari keadaan diri sendiri. Seorang pelajar, tegasnya, perlu sadar bahwa dirinya adalah seorang pelajar yang mengerti bahwa, apabila tindakan yang dilakukannya dapat merugikan orang lain, bahkan bisa menyakiti orang lain lebih dari apa yang kita pikirkan.

Dirinya juga mengajak seluruh peserta didik menjadikan SMK Don Bosco Sumba sebagai contoh sekolah yang bebas dari perundungan atau bullying. “Semoga dengan adanya kegiatan Workshop Penerapan Sekolah Bebas Perundungan dapat menjadi Agen Perubahan Sekolah. Sehingga peserta didik dapat mengikuti belajar-mengajar seperti yang diharapkan dan terhindar dari bullying,” tandasnya.


Sementara itu Sulis Setiawati menyampaikan bahwa faktor penyebab terjadinya bullying adalah keluarga yang bermasalah, sekolah, kelompok sebaya, lingkungan sosial, tayangan TV dan media sosial.

“Bullying bisa dilakukan oleh semua orang dan bullying juga bisa sembuh oleh semua orang. Selain orang tua yang bertanggung jawab dalam pencegahan bullying, guru sebagai tenaga pendidik juga bisa mengimplementasikan pencegahan bullying kepada peserta didik di sekolah agar tercipta sekolah yang ramah, aman dan nyaman,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sebenarnya ada cara untuk mencegah bullying di sekolah yaitu dengan terus mengampanyekannya, sensitif terhadap situasi korban, dan melakukan kebijakan terkait aksi perundungan.

Kegiatan tersebut ditutup dengan pemilihan 30 siswa yang akan menjadi Agen Perubahan Sekolah. Mereka yang terpilih akan dibimbing oleh Pembina OPDIS, Fransiska Lamunde dan guru BK, Pastor Ignatius Haryanto. (Ris/rf-red-st)

Dipublikasikan oleh - sekolahtimur.com - Bosco AustraLasia Link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar